Sop Buntut, Mau Digoreng Atau Dibakar Sama Enaknya.



(JASMINE Foodnews) Sop buntut adalah salah satu masakan populer dalam masakan Indonesia. Dikutip dari wikipedia.com , Sop buntut di Indonesia terbuat dari potongan ekor sapi yang dibumbui kemudian dibakar atau digoreng dan dimasukkan ke dalam kuah kaldu sapi yang agak bening bersama irisan kentang, wortel, tomat, daun bawang, seledri dan taburan bawang goreng.

Sop buntut Indonesia dibumbui dengan bawang merah, bawang putih, dan rempah-rempah lokal, seperti merica, pala, dan cengkih. Ada variasi yang relatif baru yang disebut "Sop Buntut Goreng" yaitu buntut goreng yang dibumbui disajikan kering, sementara kuah sup kaldunya disajikan dalam mangkuk terpisah.

Sop buntut pasti bisa disebut sebagai salah satu masakan Indonesia paling populer. Olahan buntut sapi dalam kuah sop yang gurih dan segar begitu mudah memanjakan lidah kebanyakan orang meskipun di negeri ini ada beragam selera karena latar budayanya yang kaya.

Susah dipastikan dari daerah mana di negeri ini sop buntut berasal. Masing-masing daerah bisa pula memberi sentuhan rasa berbeda dari resep dasar sop buntut. Bawang putih, lada, dan biji pala biasanya menjadi bumbu dasar sop buntut. Ada pula yang menambahkan kayu putih dan cengkeh.

Pada kuah kaldu yang sudah berbumbu itu ditambahkan sayuran, seperti tomat, wortel, dan daun seledri. Saat sop buntut siap dihidangkan, irisan bawang merah goreng ditaburkan di atasnya, membuat lidah seperti disengat rasa gurih.

Sop Buntut Restotan Hotel Borobudur

Meski jenis bahan dan bumbu dasarnya sama, bukan berarti sop buntut berasa seragam. Ungkapan ”beda tangan, beda rasa” sungguh berlaku. Karenanya di setiap kota atau kawasan bisa jadi selalu ada tempat maakan sop buntut favorit.

Begitu pun di Jakarta. Dikutip dari kompas.com, salah satu tempat menyantap sop buntut yang legendaris di Ibu Kota adalah sop buntut yang disajikan restoran di Hotel Borobudur. Menu sop buntut di restoran hotel berbintang lima itu sudah disajikan sejak 1973. Mulanya, staf hotel ”menemukan” kelezatan sop buntut itu setelah mengamati seorang menteri menyantap sop buntut di warung dekat hotel. Akhirnya, warung itu pun ”diboyong” ke restoran hotel.

Sejak itulah sop buntut Hotel Borobudur melegenda. Begitu banyaknya pemburu kenikmatan sop buntut ini membuat Hotel Borobudur membuka Bogor Cafe di Mal Pacific Place dengan menu utama sop buntut.

Sejak dibuka tahun 2010, Bogor Cafe pun tak pernah sepi konsumen, terutama pada jam makan siang. Terlebih lagi kafe dalam mal ini memang berada di kawasan sentrabisnis. Manajemen Hotel Borobudur—seperti disampaikan Direktur Komunikasi Fransiska Kansil—memastikan rasa sop buntut di kafe ini sama nikmatnya dengan sop buntut yang tersaji di Hotel Borobudur karena memang diolah di satu dapur yang sama.

Dapur khusus Sop Buntut di Hotel Borobudur setiap hari mengirimkan 200-300 kilogram buntut yang sudah diolah matang ke Bogor Cafe Pacific Place. Bahan buntut sapi seluruhnya diimpor dari Australia.

Untuk mendapat daging buntut yang gurih sekaligus empuk sempurna, buntut dimasak selama empat jam dalam empat tahap di dapur khusus sop buntut Hotel Borobudur. Tahap pertama sampai ketiga panasnya 100-125 derajat celsius. Tahap keempat barulah dimasukkan bumbu untuk buntut dan dimasak dengan suhu 85 derajat celsius.

Racikan bumbu dan rempah dalam kuah sudah terasa ”nendang” di lidah. Karenanya, bumbu pelengkap seperti kecap atau sambal tak diperlukan kebanyakan pelanggan sop buntut ini.

”Kami juga memilih kualitas buntut yang tidak terlalu banyak lemak. Tidak akan diterima oleh pihak hotel kalau terlalu berlemak,” ujar Fransiska.

Selain menu sop, juga ada buntut rica-rica, buntut cabai hijau, dan buntut penyet yang menjadi favorit konsumen.

Sop Buntut Cut Mutia



Selain sop buntut Hotel Borobudur, Jakarta, juga mengenal sop buntut legendaris lain, di antaranya adalah sop buntut Cut Mutia di Jalan Menteng Kecil I, Jakarta Pusat. Warung sop buntut ini boleh dibilang tak sebesar namanya. Merapat di sebuah gang tak jauh dari Masjid Cut Mutia, Menteng. Namun, antrean mobil para pembelinya bisa ”meluas” sampai ke gedung perkantoran di sekitarnya.

Dengan harga relatif terjangkau, kenikmatan sop buntut di sini membuat lidah ketagihan. Rasa asam segar dari tomat yang lumer dalam kuah kaldunya menjadi salah satu kekhasan sop buntut Cut Mutia.

Hj Dharmawati, pemilik warung ini, masih memasak sendiri sop buntutnya dengan dibantu para asisten. Sekitar 35-40 kilogram buntut dan daging sengkel per hari diolahnya untuk para pembeli. Di warung ini, sop buntut bisa ditambah daging sengkel jika pembeli meminta.

Sop buntut Cut Mutia juga sudah berumur panjang. Ibunda Dharmawati, Hj Nurdjanah, yang berdarah Sumatera Barat, pertama kali membuka warung ini pada 1970. ”Awalnya ada nasi padang juga selain sop buntut. Tetapi, lama-lama sop buntut yang paling dicari. Akhirnya, jadilah spesialis sop buntut,” ujar Dharmawati.


=====

Anda masih di Jasmine Cake & Cuisine, Restaurant Online di Indonesia✋😊

Untuk info & pemesanan Cake & Cuisinenya , telp/WA 08128637867 (Tia), 08128697750 (Wildan)

Simak daftar menunya di  ig kita , klappiecakes_ :

https://www.instagram.com/p/B928rViD5cH/?igshid=1egvipau04tjz
 ======

Jasmine Foodnews dibuat sebagai bentuk kepedulian kita terhadap kuliner di Indonesia terutama yang tradisional dan sudah jarang ditemukan orang. Juga hal-hal yang terkait dengan seputar dunia kuliner


Comments